Dalam
bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan
manajemen secara teoritis dan praktis, Manajemen Strategik telah cukup
lama dikenal dan dikembangkan. Berbeda dengan di lingkungan organisasi
non profit, khususnya bidang pendidikan, kehadiran Manajemen Strategik
pada dasarnya merupakan suatu paradigma baru. Sebagai paradigma baru,
jika diimplementasikan pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak
mungkin dilakukan sebagai kegiatan pengambilalihan seluruh kegiatannya
sebagaimana dilaksanakan di lingkungan organisasi profit (bisnis),
karena kedua organisasi tersebut satu dengan yang lain berbeda dalam
banyak aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan tujuan
yang hendak dicapai.
Pengimplementasian Manajemen Strategik di lingkungan organisasi bidang bisnis
didasari
oleh falsafah yang berisi nilai – nilai persaingan bebas antar
organisasi bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang
dimiliki untuk mencapai tujuan yang bersifat strategik. Tujuan tersebut
adalah mempertahankan dan mengembangkan eksistensi masing – masing untuk
jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara
berkelanjutan. Sedang organisasi pendidikan didasari oleh filsafat yang
berisi nilai – nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Perbedaan lain terletak pada pengorganisasian masing –
masing. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan
manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya
antara lain dengan memilih pengimplementasian Manejemen Strategik atau
manajemen lainnya yang dinilai terbaik. Di organisasi non profit
khususnya bidang pendidikan, organisasi ini diatur dengan manajemen umum
oleh pemerintah Pusat ataupunn daerah, yang secara berencana dan
sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang mengikat dalam
memilih dan mengimplementasikan manajemennya.
II. PERMASALAHAN
Untuk mempertajam telaah dalam makalah ini, penulis mengambil suatu permasalahan mendasar, yaitu : Apa manfaat dan keunggulan Manajemen Strategik bagi Organisasi Non Profit (Pendidikan) ?
III. TUJUAN PENULISAN
Sesuai
dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memaparkan manfaat dan keunggulan Manajemen Strategik bagi
Organisasi Non Profit ( Pendidikan), sehingga dapat menjadikan acuan
dalam mengadopsinya di lingkungan organisasi pendidikan.
IV. PEMBAHASAN
- Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen
Strategik merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata
“Manajemen” dan “Strategik” yang masing – masing memiliki pengertian
tersendiri, yang setelah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah
dengan memiliki pengertian tersendiri pula. Menurut Hadari Nawawi
(2005:148-149), pengertian manajemen strategik ada 4 (empat). Pengertian
pertama Manajemen Strategik adalah “proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan
dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organiasasi, untuk
mencapai tujuannya”. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek
yang penting, antara lain :
1. Manajemen Strategik merupakan proses pengambilan keputusan.
2. Keputusan
yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan
dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi,
terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya.
3. Pembuatan
keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan
pimpinan puncak (kepala sekolah), sebagai penanggung jawab utama pada
keberhasilan atau kegagalan organisasinya.
4. Pengimplementasian
keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan
strategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi (warga sekolah),
seluruhnya harus mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing – masing.
5. Keputusan
yang ditetapkan manajemen puncak (kepala sekolah) harus
diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah dalam bentuk
kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik
organisasi.
Pengertian
manajemen strategik yang kedua adalah “usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang
yang muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan
misi yang telah ditentukan”. Dari pengertian tersebut terdapat konsep
yang secara relatif luas dari pengertian pertama yang menekankan bahwa
“manajemen strategik merupakan usaha manajerial menumbuhkembangkan
kekuatan organisasi”, yang mengharuskan kepala sekolah dengan atau tanpa
bantuan manajer bawahannya (Wakasek, Pembina Osis, Kepala Tata Usaha),
untuk mengenali aspek – aspek kekuatan organisasi yang sesuai dengan
misinya yang harus ditumbuhkembangkan guna mencapai tujuan strategik
yang telah ditetapkan. Untuk setiap peluang atau kesempatan yang terbuka
harus dimanfaatkan secara optimal.
Pengertian
yang ketiga, Manajemen Strategik adalah “arus keputusan dan tindakan
yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu
mencapai tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus
keputusan dari para pimpinan organisasi (Ka Dinas, Kepala Sekolah) dan
tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu atau
lebih strategis, sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang
paling handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian
yang keempat, “manajemen strategik adalah perencanaan berskala besar
(disebut Perencanaan Strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan
manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI),
dalam usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan
(disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional)
organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen
Strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan
bergerak secara serentak ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah
Perencanaan Strategik dengan unsur – unsurnya yang terdiri dari Visi,
Misi, Tujuan Strategik organisasi.
Sedang
komponen kedua adalah Perencanaan Operasional dengan unsur – unsurnya
adalah Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan Fungsi – fungsi
manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Diagram
manajemen strategik sebagai suatu sistem dapat dilihat pada halaman
berikut.
Manajemen
Strategik Sebagai Sistem (Hadari Nawawi (2005 : 151) Di samping itu
dari pengertian Manajemen Strategik yang terakhir, dapat disimpulkan
beberapa karakteristiknya sebagai berikut :
1. Manajemen
Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti
mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang
dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA) yang dijabarkan
menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula
dalam bentuk Program – program kerja.
2. Rencana
Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 – 30 tahun).
Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun atau setiap
lima tahun.
3. VISI,
MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi Utama (Induk) dan
Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam
merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan
Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di
dalamnya.
4. RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi program – program operasional.
5. Penetapan
RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak (Pimpinan) karena
sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi.
6. Pengimplementasian
Strategi dalam program – program untuk mencapai sasarannya masing –
masing dilakukan melalui fungsi – fungsi manajemen yang mencakup
pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Berdasarkan
karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai sistem, terlihat
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas
peng-implementasiannya di lingkungan organisasi non profit (pendidikan).
Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya organisasi,
gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi, sosial
politik, sosial ekonomi, sosial budaya termasuk kependudukan, peraturan
pemerintah dsb. sebagai tantangan eksternal. Tingkat intensitas dan
formalitas itu dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain
berupa kemampuan menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian
kegiatan pelaksanaan pekerjaan sebagai pelayanan umum yang efektif,
efisien dan berkualitas (dalam bidang pendidikan misalnya menetapkan
model/sistem instruksional, sumber – sumber belajar, media pembelajaran
dll).
- Dimensi – Dimensi Manajemen Strategik
Berdasarkan
pengertian dan karakteristiknya dapat disimpulkan bahwa Manajemen
Strategik memiliki beberapa dimensi atau bersifat multidimensional.
Dimensi – dimensi dimaksud adalah :
- Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen
Strategik dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu
organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan
antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi.
Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai Visi
organisasi yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun lebih di masa depan.
Menurut Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi dapat diartikan sebagai
“kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa
depan”.
Sehubungan
dengan itu Lonnie Helgerson yang dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya
Hadari Nawawi mengatakan bahwa : “Visi adalah gambaran kondisi masa
depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiaporang (anggota organisasi). Visi
memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada
setiap orang untuk memasuki
masa
depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak
organisasi”. Masih menurut J. Salusu yang mengutip pendapat Naisibit :
“Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dicapai
berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai tujuan.
Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan
kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan”.
Masih
dalam Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J.Salusu
dikatakan bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan
yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai
yang diperoleh, serta aspirasi dan cita – cita masa depan. Sehingga
secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut pandang
ke masa depan dalam mewujudkan tujuan strategik organisasi, yang
berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan. Sehubungan
dengan itu Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan tugas
pokok yang dijabarkan dari tujuan strategik untuk mewujudkan visi
organisasi.
- Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi
Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan) pada saat
sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus
diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan EVALUASI DIRI
antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan – perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif yang
tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Namun kerap kali
data kuantitatif tidak memadai, karena lemahnya SIM dalam mencatat,
mencari, melakukan penelitian dan mengembangkan data pada masa lalu.
Oleh
karena itu Evaluasi Diri tidak boleh tergantung sepenuhnya pada data
kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif
dengan menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data
kuantitatif dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif
dapat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan
eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar
organisasi (sekolah), yang terdiri dari Lingkungan Operasional,
Lingkungan Nasional dan Lingkungan Global, yang mencakup berbagai aspek
atau kondisi, antara lain kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial
budaya, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat,
agama, dll. Pengimplementasian Manajemen Strategik perlu
mengidentifikasi dan mendayagunakan kelebihan atau kekuatan dan
mengatasi hambatan atau kelemahan organisasi.
- Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber.
Manajemen
strategik sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri dari
kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki, agar secara
terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi – fungsi manajemen ke arah
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam setiap RENOP, dalam
rangka mencapai Tujuan Strategik melalui pelaksanaan Misi untuk
mewujudkan Visi Organisasi (sekolah).
Sumber
daya yang ada terdiri dari Sumber Daya Material khususnya berupa sara
dan prasarana, Sumber Daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk
setiap program, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi dan Sumber
Daya Informasi. Semua sumberdaya ini dikategorikan dalam sumber daya
internal, yang dalam rangka evaluasi diri (Analisis Internal) harus
diketahui dengan tepat kondisinya.
- Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan)
Manajemen
strategik yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategik merupakan
pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan
visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategik harus mampu mengakomodasi
seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya
di masa depan merupakan wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak.
Rencana Strategik sebagai keputusan utama yang prinsipil, tidak saja
ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara
proaktif oleh manajemen puncak, karena seluruh kegiatan untuk
merealisasikannya merupakan tanggung jawabnya.
- Dimensi Multi Bidang
Manajemen
Strategik sebagai Sistem, pengimplementasiannya harus didasari dengan
menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian berarti
sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika tidak
memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada organisasi
lain sebagai atasan.
Dalam
kondisi sebagai bawahan (sekolah merupakan bawahan Dinas P & K)
berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam memilih dan menetapkan
visi, misi, tujuan dan strategi. Sekolah hanya berperan sebagai penyusun
RENOP dan program tahunan. Dari uraian tersebut jelas bahwa RENSTRA dan
RENOP bersifat multi dimensi, terutama jika perumusan RENSTRA hanya
dilakukan pada banyak organisasi non profit termasuk pendidikan yang
tertinggi. Dengan dimensi yang banyak tersebut, maka mudah terjadi tidak
seluruh dimensi dapat diakomodasi.
3. Keunggulan dan Manfaat Manajemen Strategik Bagi Organisasi Pendidikan
Pengimplementasian
Manajemen Strategik melalui perumusan RENSTRA dan RENOP dengan
menggunakan strategi tertentu dalam melaksanakan fungsi- fungsi
manajemen, dan mewujudkan tugas pokok dilingkungan organisasi pendidikan
harus diukur dan dinilai keunggulannya. Dari pengukuran tersebut dan
seluruh proses pengimplementasiannya, maka diketahui manfaat Manajemen
Strategik bagi organisasi. Keunggulan dan Manfaat Manajemen Strategik
dalam organasasi pendidikan antara lain:
- Keunggulan Implementasi Manajemen Strategik
Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat dievaluasi dengan menggunakan tolok ukur sebagai berikut :
1. Profitabilitas
Keunggulan
ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan secara efektif
dan efisien, dengan penggunaan anggaran yang hemat dan tepat, sehingga
diperoleh profit berupa tidak terjadi pemborosan.
2. Produktivitas Tinggi
Keunggulan
ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang dapat
diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam
bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta
yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum (siswa dan
masyarakat) mampu memuaskan mereka.
3. Posisi Kompetitif
Keunggulan
ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima, dihargai dan
dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya
(mis:kualitas lulusan) yang memuaskan masyarakat yang dilayani.
4. Keunggulan Teknologi
Semua
tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti pelayanan umum
dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan
tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan
tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi perkembangan dan kemajuan
teknologi.
5. Keunggulan SDM
Di
lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya organisasi yang
menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumberdaya penentu
keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM yang dimiliki terus
dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan
sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kepada siswa.
Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi
masalah – masalah yang timbul sebagai pengaruh globalisasi di masa yang
akan datang.
6. Iklim Kerja
Tolok
ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan informal
dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan nilai – nilai
kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan, setiap SDM sebagai
individu dan anggota organisasi terwujud hubungan formal dan hubungan
informal antar personil yang harmonis sesuai dengan posisi, wewenang dan
tanggung jawab masing – masing di dalam dan di luar jam kerja.
7. Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tolok
ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan dikembangkan
etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu mendahulukan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok dan/atau organisasi. Tolok ukur keunggulan tersebut di atas
sangat penting artinya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sekarang dan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan kerjasama
dan dukungan masyarakat dalam menumbuhkembangkan organisasi dalam
mengimplementasikan Manajemen Strategik secara optimal, agar keunggulan –
keunggulan di atas dapat diwujudkan yang hasilnya akan menguntungkan
masyarakat pula.
Dalam
kenyataan yang pada masa sekarang, bagi organisasi pendidikan (sekolah)
kondisi untuk mewujudkan keunggulan tersebut masih menghadapi berbagai
dilema. Organisasi pendidikan yang ada pada saat ini secara relatif
bersifat konsumtif, sedang untuk melaksakan Manajemen Strategik secara
relatif diperlukan dana/anggaran yang tidak sedikit. Dalam kondisi
seperti ini sangat diperlukan kemampuan mewujudkan keseimbangan antara
kesediaan pemerintah dalam menyediakan dana/anggaran yang memadai, dan
dalam menggali serta mengatur pendayagunaan sumber – sumber daya lain,
seperti orang tua, masyarakat, pinjaman/bantuan.
- Manfaat Manajemen Strategik
Berdasarkan
keunggulan yang dapat diwujudkan seperti telah diuraikan di atas,
berarti dalam pengimplemantasian Manajemen Strategik di lingkungan
organisasi pendidikan terdapat beberapa manfaat yang dapat memperkuat
usaha mewujudkannya secara efektif dan efisien. Manfaat yang dapat
dipetik adalah : “manajemen strategik dapat mengurangi ketidakpastian
dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi manajemen, dan
dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya
yang secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan
fungsi manajemen yang lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan
tujuan organisasi.” Secara terinci manfaat manajemen strategik bagi
organisasi non profit (pendidikan) adalah :
1. Organisasi
pendidikan (sekolah) sebagai organisasi kerja menjadi dinamis, karena
RENSTRA dan RENOP harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi
realistik organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan
(analisis eksternal) yang selalu berubah terutama karena pengaruh
globalisasi. Dengan kata lain Manajemen Strategik sebagai pengelolaan
dan pengendalian yang bekerja secara realistik dalam dinamikanya, akan
selalu terarah pada Tujuan Strategik dan Misi yang realistik pula.
2. Implementasi
Manajemen strategik melalui realiasi RENSTRA dan RENOP berfungsi
sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki
secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar
berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian
berarti Manajemen Strategik mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga
seluruh proses pencapaian Tujuan Strategik dan perwujudan Visi
berlangsung secara terkendali.
3. Manajemen
Strategik diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan strategi
sebagai pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi
acuan untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja.
Strategi yang dipilih dan disepakati dapat memperkecil dan bahkan
meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan
keunggulan yang terarah pada pencapaian tujuan strategik.
4. Manajemen
Strategik dapat berfungsi sebagai sarana dalam mengkomunikasikan
gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara
merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan
global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Dengan demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan atau
pengembangan strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa
merubah keunggulan yang akan diwujudkan oleh organisasi.
5. Manajemen
Strategik sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi pendidikan,
dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai
posisi, wewenang dan tanggungjawab masing – masing. Dengan demikian
setiap unit dan atau satuan kerja akan berusaha mewujudkan keunggulan di
bidangnya untuk memperkuat keunggulan organisasi.
6. Manajemen
Strategik di dalam organisasi pendidikan menuntut semua yang terkait
untuk ikut berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan
ikut memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab
(sense of responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of
participation). Dengan kata lain manajemen strategik berfungsi pula
menyatukan sikap bahwa keberhasilan bukan sekedar untuk menajemen
puncak, tetapi merupakan keberhasilan bersama atau untuk keseluruhan
organisasi dan bahkan untuk masyarakat yang dilayani.
Berdasarkan
uraian tentang keunggulan dan manfaat manajemen strategik di atas perlu
dipahami bahwa pengimplementasiannya di lingkungan organisasi
pendidikan bukanlah jaminan kesuksesan. Keberhasilan tergantung pada SDM
atau pelaksananya bukan pada Manajemen Strategik sebagai sarana. SDM
sebagai pelaksana harus terdiri dari personil yang profesional, memiliki
wawasan yang luas dan yang terpenting adalah memiliki komitmen yang
tinggi terhadap moral dan/atau etika untuk tidak menggunakan manajemen
strategik demi kepentingan diri sendiri atau kelompok.
V. KESIMPULAN
Dari
uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan tentang keunggulan
implementasi dan manfaat manajemen strategik dalam organisasi
pendidikan, yaitu :
1. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategik
Dengan
menerapkan Manajemen Strategik, maka organisasi pendidikan (sekolah)
akan memiliki keunggulan, antara lain : profitabilitas, produktifitasi
tinggi, memiliki posisi kompetitif, keunggulan teknologi, keunggulan
Sumber Daya Manusia, Iklim kerja yang kondusif, etika dan tanggung jawab
sosial yang berkembang.
2. Manfaat Manajemen Strategik
Manfaat yang diperoleh dari implementasi manajemen strategik adalah :
- Organisasi menjadi dinamis,
- Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien
- Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan
- Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan strategi yang akan dilaksanakan
- Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk ikut serta mewujudkan keunggulan
- Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi aktif dan tanggung jawab bagi semua komponen organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Adnan Sandy Setiawan (200); “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah Perekonomian
- Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “indonews@indonews. com. 24 Maret 2006
- Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
- Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta
- Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004
- Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta
- Thomas B. Santoso (2001), “Manajemen Sekolah di Masa Kini”, Pendidikan Network 24 Maret 2006
- http://msumam.blogspot.co.id/2011/04/konsep-manajemen-strategik-di.html
- AMIKOM State University
1 comments:
Write commentsRenungan Harian Katolik
ReplyBerita Kapuas Hulu
Kapuas Hulu
Berita Kapuas Hulu Terbaru
Berita Kapuas Hulu Hari Ini